Nama Karakter:
1. Roku.
2. Lifa.
3. Potus.
Main Story Start:
Tetapi beberapa minggu kemudian..., jam itu rusak karena gak sengaja terbanting. Ceritanya simaklah dibawah.
*Flashback doloe*
Saat itu kami mendapat tawaran untuk kursus komputer disuatu bimbel, kakak-kakak itu datang kesekolah kami untuk menawarkan kursus itu, tentu aja gw malas ikut.
Waktu itu Potus bertanya.
"Roku, lu ikut gak kursusnya?"
"Rencananya sih enggak, ngapa emang?"
"Aku sebenarnya mau ikut, mana tau sertifikatnya berguna untuk kita suatu saat nanti."
*Waktu itu memang kita juga ditawarkan mendapat sertifikat kalau mengikuti kursus tsb*
"Oooh, ya udah ikut ajalah, tapi aku gak ikut." kata gw
"Eee, kalau gak ada lu, ntar siapa kawan gw disana."
"Lah, orang ni'kan banyak yang ikut."
"Yah, walaupun begitu, lu ikut juga ya?"
"Heee..."
Tiba-tiba Lifa bertanya juga.
"Roku, ikut gak kursus ini?"
"Enggaklah fa, kayaknya gak guna juga, ngapa emang? Kalau lu ikut gak?"
"Yah, gw mau ikut kalau lu ikut."
"Ooh gitu, ya udah."
Kembali lagi ke Potus.
"Ya udahlah, gw mau ikut tus, tapi ada masalah lagi."
"Apaan emang?"
"Uang gw udah abis buat jajan tadi, jadi kayaknya gak jadi ikut deh gw." *gw labil juga ya*
"Ini ha, pakai aja uang gw dulu buat daftarnya, besok ganti."
"Bolehlah..."
"Fa? Gw ikut ni, lu daftar juga deh sana." kata gw ke Lifa.
"Ya udah, aku daftar dulu."
"Iyaya."
Waktu itu gw ikut mungkin karena ada dorongan dari kata-kata Lifa sama gw aja, ditambah gw mikir lumayanlah buat buang-buang habiskan waktu luang, jadi ikut aja deh, lagian ada Lifa juga'kan, jadi gw bisa habiskan waktu sama dia kalau gitu.
Malamnya, gw dikejutkan dengan keputusan bokap gw, yang tiba-tiba udah mendaftarkan gw di suatu bimbel waktu itu, katanya untuk persiapan UN dan masuk kuliah, jadi gw harus bimbel. Yah, waktu itu sih gw sedikit keberatan, karena udah sekolah, masa gw harus bimbel lagi. Dan yang ngeselinnya, ternyata hari pertama gw masuk bimbel tu, pas dengan hari gw kursus komputer, kursusnya sore dan malamnya bimbel.
*Bangke, baru juga masuk bimbel, masa langsung kayak gini cobaannya.* gumam gw.
Ah sudahlah, lagian kursusnya cuma 3 hari pun, cuma minggu ini aja kegiatan gw bakal padat banget. Dan bimbel malam tu juga sama dengan tempat bimbelnya Lifa, jadinya gw jadikan Lifa sebagai penyemangat gw masuk bimbel itu, dan sebanyak mungkin gw berpikir positif sama rencana tuhan yang membuat jadwal gw padat begini, pasti ada hikmahnya.
Hari senin pun tiba, sepulang sekolah, gw langsung pulang kerumah dan Potus ikut sama gw karena dia gak mungkin pulang kerumahnya soalnya rumahnya jauh dari sini. Waktu itu jadwal kami pas-pasan, jadi makan harus buru-buru juga waktu itu. Setelah makan kami menunggu Lifa, dan setelah Lifa datang seperti biasa dia nitip hondanya dirumah gw, lalu kami berangkat ke kursus itu.
Dan kursus hari pertama berjalan lancar, tapi hari ini kami jadi gak bimbel, karena kami kira kami bisa pulang sebelum jam bimbelnya mulai, tapi ternyata perkiraan kami salah. Kami baru keluar dari kursus jam 7 lewat, jam segitu bimbel pasti udah mulai, jadi kami putuskan besok aja pergi bimbelnya, lagian juga hari ini kami gak ada bawa buku bimbel, jadi percuma aja'kan.
Keesokan harinya, kegiatan kami masih sama seperti yang gw ceritakan diatas tadi. Hari ini gw harus bisa selesaikan tugas di kursusnya dengan cepat begitu juga dengan Lifa, karena habis ini kami bakal pergi bimbel. Dan hari kedua pun kami bisa menyelesaikannya dengan cepat, dan masih sempat istirahat sejenak disana sebelum kami berangkat ke bimbel. Ketika kami istirahat ini gw pergi ke WC, dan disinilah gak sengaja jam gw terjatuh dari saku.
Waktu itu gw langsung bilang sama Lifa kalau jamnya rusak karena gak sengaja terjatuh dari saku gw. Disitu dia juga ikutan panik ntah kenapa. Lalu gw putuskan nanti abis bimbel gw harus ke toko jam buat perbaiki ini. Kami pun langsung pergi bimbel, dan sepulang bimbel Lifa nyamperin gw diparkiran.
"Roku, gw pulang sama temen ya, nanti kita beriringan aja, karna gw harus ambil honda dulu dirumah lu."
"Ooo, pulang ajalah duluan, soalnya aku mau ke toko jam dulu bentar, perbaiki jam ni."
"Heh, yakin sendiri? Gak mau ditemani?"
"Udahlah gapapa, orang bentar aja pun, nanti panggil aja ortu gw ya, bilang lu mau ambil motor."
"Ooo iyalah, hati-hati ya, udah malam ni."
*Perhatian dia yang seperti ini yang kadang membuat gw salah mengartikannya.*
"Iyaya." jawab gw datar.
Ternyata ketika sampai sana Tokonya tutup. Agak kesal sih, tapi mau gimana lagi, gw juga udah sadar kalau itu udah agak malam. Jadi ya gw pulang aja, dan besok aja gw perbaiki jamnya dipinggir jalan aja. Karena pinggir jalan ini adalah pilihan terakhir gw, gw juga ragu hasilnya bakal bagus atau enggak disini, tapi ya gw coba aja dulu deh besok.
Sampai rumah pun gw langsung ditanyain sama bokap.
"Abis perbaiki jam dimana?"
"Di jalan nangka."
"Jauh kali, terus udah diperbaiki jamnya?"
"Belum, tokonya udah tutup."
"Ya wajarlah, udah jam segini pun."
"Iya, 'kan cuma mau pastikan aja, mana tau belum tutup."
"Dan apalah ni, masa membiarkan anak cewek pulang sendiri malam-malam gini."
"Eh? Terus gak mungkin gw antar dia'kan? Dia juga bisa sendiri pun."
"Ya, tapi setidaknya antarin gitu kek."
"Heleh, biarin ajalah." dan gw langsung masuk kamar.
Sampai kamar gw cek hp ternyata ada sms dari Lifa.
"Roku, lu dimana? Udah sampai rumah? Tadi ortu lu nanya lu kemana, gw jawab aja dia perbaiki jam bentar om."
Gw berpikir *Ini anak, khawatir kayak gini, peduli kayak gini, bikin orang salah paham aja, tapi mungkin itulah sisi baik dia yang gw suka, selain sikap cerianya sih.*
"Ini baru sampai rumah kok. Iya tadi udah gw jelaskan sama bokap gw. Dan maaf ya fa, soal jam nya yang kebanting, gw menyesal ni, lu gak marah'kan?"
"Baguslah. Eh gapapa kok, namanya juga gak sengaja, mau gimana lagi'kan. Tapi makasih ya, udah serius gitu jaga jam nya."
"Iyaya, ini kan pemberian dari orang, jadi ya harus gw jaga baik-baiklah. Kalau perlu pun jangan'kan jamnya, orang yang ngasih jamnya pun rela gw jaga kok."
"Hahahaha, bisa aja lu. Ya udah deh, gw tidur ya, gw cuma mau pastiin keadaan lu aja tadi."
"Hahaha, iyaya, tidurlah sana."
Besoknya kursus kami selesai dengan lancar, dan kami tetap berangkat bimbel bareng waktu itu. Sekalian juga hari ini gw perbaiki jamnya, karena gw udah terbiasa pakai jam tangan, jadi kalau rusak gini, kayak ada yang hilang gitu ditangan gw.
Malam itu gw berpikir, *Kenapa Lifa perhatian gitu sama gw ya? Yah, perasaan udah dari dulu sih, tapi kayaknya yang kali ini agak beda, walaupun gw gak tau bedanya dimana. Dan lagi-lagi gw berpikir, apakah Lifa jadi menyukai gw? Walaupun gw udah tau itu gak mungkin, tapi gw masih aja termakan oleh harapan yang gw buat sendiri, dan membuat perasaan gw yang terpendam pada Lifa keluar kembali. Ya udah gapapalah, selagi belum ada pacar, gapapa'kan gw berharap sama Lifa lagi, walaupun gw yakin semua hal yang gw pikirkan itu gak akan terjadi, tapi setidaknya biarkanlah begini sampai kami lulus dari sekolah ini.*
#Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar